Katanya kita disebut generasi narsistik. Katanya media sosial membuat rasa percaya diri kita lebih meningkat? Hal ini terlihat dengan banyaknya orang mengekspos bagian terpenting dalam kehidupan mereka di media sosial.
Kita semua sepakat bahwa media sosial banyak menampilkan hal-hal yang menarik dan memang dirancang untuk demikian, menyajikan informasi terbaru, dan juga mempermudah komunikasi dengan orangtua, kerabat, dan sahabat dalam jarak jauh sekalipun.
Tetapi kenapa tidak semua orang merasakan hal yang sama? karena faktanya, ada satu emosi mendasar yang secara luar biasa membentuk citra diri kita dan mempengaruhi perilaku kita seperti munculnya rasa tidak aman atau yang dikenal dengan Insecure.
Dikutip dari laman Child Mind Institute oleh Donna Wick mengatakan bahwa remaja memiliki beban gabungan dari kerentanan, kebutuhan untuk selalu diakui, dan keinginan untuk membandingkan diri mereka dengan teman sebaya dan juga keinginan untuk membentuk citra diri mereka yang sempurna.
Menyembunyikan Ketidaksempurnaan
Setiap orang menampilkan sisi terbaik mereka di media sosial, kita melihat seolah-olah orang lain lebih bersenang-senang atau menjalani kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan yang kita jalani.
Sedikit banyak hal ini mempengaruhi perasaan sebagian orang untuk merasa tidak aman, seperti menghadirkan perasaan iri, cemburu, gelisah, takut, malu, merasa rendah dan merasa bukan siapa-siapa bahkan hingga kehilangan rasa percaya diri.
Hal ini juga memungkinkan seseorang untuk cenderung memanipulasi kehidupan mereka di media sosial, mungkin seperti mengedit beberapa foto agar terlihat menarik, berpura-pura sedikit lebih glamour, memiliki kehidupan sosial yang menyenangkan dan lain sebagainya.
Tentu saja hal ini tidak akan menjadi inti dari suatu permasalahan, tapi mungkin menyulitkan segala sesuatu yang telah sulit. Bukankah dengan demikian kita akan semakin sulit untuk menerima siapa diri kita sendiri?
Sempat berpikir mengapa kehidupan kita tidak seperti orang lain? kenapa kita memikirkan kehidupan orang lain mengapa tidak kita coba sesekali untuk bersikap egois dengan berfokus pada kehidupan diri sendiri.
Solusi jangka panjang untuk mengatasi rasa tidak aman adalah penerimaan diri. Ketika kita menerima diri kita sendiri apa adanya, kita mampu melepaskan belenggu ketidakamanan karena kita tidak lagi peduli tentang apa yang akan dipikirkan orang lain.
Pembatasan Diri
Melakukan pembatasan dan membersihkan akun media sosial dan juga berhenti mengikuti orang-orang yang membuat rasa tidak aman itu muncul. Kita tau bahwa tidak semua orang di media sosial memberikan dampak yang nyaman untuk diri kita.
Beristirahat untuk sementara waktu, sosial media akan menjadi sehat ketika kita tau kapan kita harus menggunakan dan kapan harus berhenti. Kapan kita perlu untuk mengomentari sesuatu dan kapan kita tidak perlu meninggalkan satu kalimatpun untuk berkomentar jika itu dirasa tidak lebih baik dari sikap diam.
Jadi apa yang kamu rasakan dari dampak media sosial bagi kehidupanmu terutama untuk kesehatan mental?
Posting Komentar